Mayat Berjalan Di Tana Toraja |
Dunia Toraja – Foto-foto mayat berjalan dalam upacara adat Ma’nene di Kabupaten Tanah Toraja (Toraja) Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi viral di media sosial (medsos) Facebook. Foto-foto itu memperlihatkan beberapa mayat sedang dibangunkan, berdiri, dan berjalan seperti manusia yang masih hidup.
Foto-foto tersebut pertama kali diposting di laman Facebook Tradition Wake Corpse pada 4 Maret lalu. Di laman tersebut disebutkan setiap bulan Ogos mayat-mayat dibangunkan dari dalam kuburan untuk dimandikan dan dipakaikan baju baru.
Mayat Berjalan |
Hingga kini ritual Ma’nene yang digelar di kawasan wisata paling populer di Sulawesi Selatan itu masih dipertahankan. Upcara adat Toraja ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing.
Ritual Ma’nene dilakukan masyarakat Toraja untuk menghormati leluhurnya. Ritual ini dilaksanakan tiga tahun sekali. Ritual unik tersebut dilangsungkan di kawasan pegunungan Sesean Toraja.
Dua Mayat Berjalan Toraja |
Ritual Ma’nene diawali dengan berkunjung ke lokasi pekuburan leluhur mereka yang dinamakan Patane di Desa atau Lembang Paton, Kecamatan Sariale. Di sana, mayat moyang (leluhur) mereka yang telah berumur ratusan tahun tersimpan dalam keadaan utuh, karena sebelumnya diberi bahan pengawet.
Prosesi Mayat Berjalan |
Sebelum membuka pintu kuburan Patane dan mengangkat peti mayat leluhur untuk di bersihkan, tetua adat dengan sebutan Ne’ Tomina Lumba, terlebih dahulu membacakan doa dalam Bahasa Toraja kuno.
Ritual Ma’nene dilakukan dengan membersihkan mayat leluhur dengan melepas pakaian lama yang digunakan dan diganti dengan pakaian baru. Badan mayat dibersihkan dengan menggunakan kuwas.
Setelah bersih, mayat dipakaikan dengan pakaian baru. Mayat pria memakai jas lengkap dengan stelan dasi.
Para mayat leluhur ini bisa berjalan seperti layaknya manusia manusia hidup. Mereka berjalan atas bantuan ilmu dari tetua adat. Namun, pada saat mayat berjalan, pengunjung tidak diperkenankan menegur si mayat. Sebab, hal itu bisa membuat celaka.