Anak Pertama Toraja, Bahunya Harus Sekuat Baja, Hatinya Harus Setegar Karang

Anak Toraja

Dunia Toraja - Dijaman sekarang teknologi semakin maju duniapun semakin dimanjakan dengan berbagai kenyamanan dari dampak teknologi tersebut, namun untuk mendapatkan itu ada harga yang harus dibayar. Bekerja dan berusaha keras adalah salah satu solusinya, entah itu harus banting tulang untuk sampai ke zona tersebut.

Manjadi anak pertama dalam keluarga atau menjadi Tulang Punggung dalam keluarga adalah hal yang tidak gampang, Sekian banyak beban dan liku-liku hidup yang harus dilalui. bahkan tak jarang harus meninggalkan zona kenyamanan dan bahkan meninggalkan keluarga tercinta demi mengemban tugas dan tanggung jawab yang dipikulnya.

Setiap anak pertama pasti merasakan yang namanya memikul tanggung jawab yang besar dalam keluarga, Tapi berbeda dengan anak toraja. 

Hidup sebagai anak pertama bagi orang Toraja adalah suatu yang sangat besar tanggung jawabnya, Bagaimana tidak disamping harus mencari dan memenuhi kebutuhan adik dan orang tuanya, ada hal lain yang juga tak kalah berat dari itu. Yah,, mencari sesuatu yang bisa menutupi satiap acara-acara yang dilakukan dikampung halaman, entah itu Rambu Tuka' (Pernikahan) dan Rambu Solo (Kematian) sampai acara-acara lainnya yang membutuhkan tak sedikit biaya.

Bahkan hal tersebut banyak memaksa anak pertama dan anak-anak Toraja untuk keluarag dari kampung halaman untuk mencari pekerjaan atau jasa lainnya yang bisa menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh keluarga dikampung. 

Tak ada yang tahu bagaimana dalam proses perjuangannya yang terlihat tangguh dan tegar itu. Tak ada tempat untuk meminta pertolongan bagi anak pertama, Kecuali dirinya sendiri dan Tuhan. Tak ada tempat meminta yang menjadikannya payah, Tak ada tempat merengek yang membuatnya tampak lemah. Ketika terpaksa meminjam pada teman, hati kecilnya selalu berteriak.