![]() |
Cara Ma'Tinggoro Tedong |
Dunia Toraja - Ma'tinggoro Tedong adalah adalah salah satu acara dari suatu rangkaian upacara kematian (rambu solo) di toraja, dimana kerbau yang di sembelih dengan cara menebas leher kerbau. Menurut kepercayaan masyarakat Toraja kerbau ini sebagai kendaraan yang digunakan oleh almarhum/ah untuk sampai ke surga(puya).
![]() |
Ma'Tinggoro Tedong |
Sebelum Ma'tinggoro Tedong (Sembeli Kerbau), yang perlu di perhatikan adalah ikatan tali pada kaki kerbau harus erat, biasanya tali nilon yang besar diikatkan pada kayu yang ditancapkan ke tana atau ke pohon yang kuat, namun ada beberapa orang tidak memakai cara ini. Setelah itu seorang yang mempunyai tugas menyembeli memegang tali yang terdapat pada sela hidung kerbau sambil mengelus-elus bulu dahi kerbau.
![]() |
Teknik Memotong Kerbau |
Setelah kerbau dirasa sudah Jinak, Penyembeli lansung mengeluarkan parang dan langsung mengarahkan (menebas) leher kerbau. Parang yang digunakan harus sangat tajam dan ukurannya dari yang sedang sampai ukuran besar (lasim). Penyembeli kerbau harus benar-benar nyakin dalam satu kali tebas kerbau harus jatuh/mati.
Setelah selesai menebas kerbau, Parang (la'bo') yang digunakan menyembeli harus langsung diangkat keatas mengarah keatas langit. Tujuannya ada beberapa, namun dalam aturan Toraja harus begitu.
![]() |
Mengacungkan Parang Kelangit |
Dalam beberapa kasus, tidak selamanya seorang penyembeli dalam satu kali tebas kerbaunya langsung mati, ada orang yang lebih dari satu kali atau bahkan beberapa kali menebas kerbau baru mati. Dan tak jarang bahkan ada yang tidak luka sama sekali kerbau yang hendak di sembeli. Dari semua itu banyak faktor yang mempengaruhi entah itu cara menebas kerbaunya atau bahkan ada permainan dari pemilik daerah itu (Pa'Tondok).
![]() |
The And |
Dilihat dari tata caranya, memang banyak kontroversi atau masyarakat luar toraja yang menolak cara ini, namun bagi orang Toraja cara ini adalah cara turun temurun dan tak bisa ditinggalkan dalam Upacara-upacara masyarakat Toraja. Nyakin dan percaya bagaimanapun bentuk cara adat dan budaya kita masing-masing, pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu.